keyakinan Abu Tahlib


Tulisan ini menyoal keyakinan Abu Tahlib paman Nabi yang di sinyalir kaum sunni sebagai kafir dengan berlandaskan berbagai macam hadist, kita bukan saksi sejarah dan kita bukan tuhan bisa mengetahui labuk hati seseorang yang paling dalam , hanya tuhan yang maha tahu, mari kita cermati tulisan ini apakah betul
ABU THALIB KAFIR? sabagaimana prasangka kaum sunni…

Begitu bingungnya Abu thalib, ayahanda Imam Ali bin Abu thalib as, kala melihat keponakan tersayangnya, Rasulullah Saw, berbenturan keras dgn para pemuka Quraisy masalah ajaran yg dibawa Rasul.
Bukan, Abu thalib bukannya takut dgn para pemuka. Ia takut keponakannya akan dilukai oleh mereka. Hanya karena kebesaran nama Abu thalib-lah, Rasul terlindungi. Terdiam Abu Thalib ketika ia mencoba membujuk Rasul Saw utk tidak terlalu keras berdakwah karena khawatir keselamatannya.
Dengan berlinang airmata Rasul Saw menjawab, “Pamanku sayang, meski mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku takkan mundur hingga Allah memenangkan agama-Nya atau mencabut nyawaku.”
Melihat tekad keponakannya, maka tidak ada jalan lagi bagi Abu Thalib. Ia harus mulai berpihak.
Abu Thalib berkata, “Pergilah, anakku, dan sedikit pun jangan gusar, pergilah dengan gembira dan senang hati.
Demi Allah, mereka tak akan berani menyentuhmu, hingga aku terkubur dalam tanah nanti. Kau mengajakku dan kutahu engkau penasihatku, kau benar dan sebelum itu engkaulah sang al-Amîn.
Aku tahu agama Muhammad adalah sebaik-baik agama, untuk manusia di dunia ini. Laksanakanlah urusanmu dan sedikit pun jangan gusar, bergembira dan senang hatilah karenanya.”
Maka tersebarlah kabar bahwa Abu Thalib, membela agama keponakannya.
Abu Thalib bahkan menyeru kepada seluruh bani hasyim. “Aku perintahkan kepada kalian utk berbuat baik kepada Muhammad. Ia orang paling terpercaya dan paling benar di kalangan bangsa arab. Ia membawa ayat yang diterima oleh hati dan disangkal oleh bibir karena takut permusuhan.
Demi Allah barang siapa yang mengikuti petunjuknya, ia akan dapat kebahagian dimasa datang.
Dan kalian bani hasyim, masuklah kepada seruan Muhammad dan percayailah dia. Kalian akan berhasil dan diberi petunjuk yang benar. Sesungguhnya ia adalah penunjuk ke jalan yang benar !!”.
Ini tidak bisa diterima oleh pemuka Quraisy, tapi mereka tidak bisa berbuat apa2 karena takut pada Abu Thalib.
Pada usia 80 tahun, Abu Thalib menderita sakit parah dan sekarat. Disinilah banyak hadis2 karangan bani umayah, pembenci bani hasyim, yg menyatakan bahwa pada saat sakratul mautnya Abu Thalib tidak mengucapkan 2 kalimat syahadat sehingga Rasul Saw menyatakan ia kafir dan masuk neraka.
Padahal, didalam Tarikh Abu Fida, jelas meriwayatkan bahwa Abu Thalib menggerakkan bibirnya ketika ia akan wafat. Abbas kemudian mendengar apa yang ia gumamkan dan berkata kepada Nabi Muhammad bahwa Abu Thalib mengucapkan kalimat yang diinginkan Nabi Muhammad Saw.
Kekafiran Abu Thalib harus dimunculkan oleh bani umayah dalam hadis2, untuk memperkuat posisi kekhalifahan mereka yang seharusnya dimiliki Imam Ali as.
Imam Ali ketika sedang di Kufah, ditanya oleh seorg lelaki, “Wahai Amirul Mukminin! Engkau memiliki kedudukan yang teramat tinggi yang Allah anugerahkan kepadamu tetapi ayahmu menderita di neraka..”
Imam as menjawab, “Tutup mulutmu! Semoga Allah membuat mulutmu buruk. Demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan kebenaran, sekiranya ayahku memberi syafaat kepada setiap orang berdosa di muka bumi ini, Allah akan menerima syafaatnya.”
Belum cukupkah peringatan yg disampaikan Rasulullah Saw dalam kesedihan beliau yg luar biasa saat ditinggalkan pamannya dan mendengar fitnah tak bertanggung-jawab ttg kekafiran pamannya tersayang ?
“Bila tak percaya akan Imannya Abu Thalib maka tempatnya di neraka !” Kata Rasulullah Saw yg didengar Imam Ali as dan diriwayatkan oleh Imam Ali ar-ridha.
Atau perlukah Allah Swt langsung yang memberikan peringatan ?
“ Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan (Q.S. 33:57) ”.
“ Dan orang-orang yang menyakiti
Rasulullah itu, bagi mereka azab
yang pedih (Q.S. 9:61)”
Naudzubillah min zaalik. Semoga Allah Swt melindungi kita dari kebodohan yg berakibat azab seperti itu