Ini copas status saya di FB tgl 18 Nov (yang dg segera di-report oleh takfiri, sehingga status tsb dihapus FB dan saya diblokir, tidak bisa posting di FB selama beberapa hari). Saya tambahi beberapa info baru.
====
Mungkin ada yang bertanya-tanya, gimana cara AS mendirikan Al Qaeda, ISIS, dll.? Sedemikian begonyakah orang Muslim sampai nggak nyadar kalo dikerjain? Tentu saja, caranya enggak blak-blakan dong. Sangat tersistematis (emangnya AS itu bego, apa?). AS tidak langsung hadir di lapangan, tetapi pakai tangan “ustadz-ustadz” dan aliran dananya pun kadang lewat negara-negara kroninya (seperti diakui oleh Hillary Clinton, CIA bekerja sama dengan Pakistan dan Arab Saudi). Makanya ada status FB orang Indonesia yang saat ini sedang jihad di Suriah, dia bilang, “Senjata mujahidin itu memang dari Amerika; malah bagus kan, canggih! [halooo…???] tapi bukan gratisan, melainkan sumbangan dari Arab Saudi dll.” (browsing aja, itu status dicopas pkspiyungan).
Poin penting pertama: berpikirlah kritis, jangan membeo melulu dan berkata “kata ustadz ana..” melulu.
Poin kedua: yang perlu kita -terutama ibuk-ibuk- catet adalah metode indoktrinasi paham kebencian dan teror kepada anak-anak melalui buku. Kalau ditemukan buku-buku semacam itu, segeralah perbaiki pemahaman anak; ingatkan bahwa Islam adalah agama yang welas asih.
Foto di bawah ini adalah salah satu halaman di buku sekolah dasar anak-anak Afghan (zaman Soviet).
Buku-buku pendidikan ‘jihad’ itu ternyata dibuat AS. Washington Post, 23 Maret 2002 menulis antara lain bahwa USAID menghabiskan 51 juta dollar untuk membiayai ‘program pendidikan di Afghanistan 1984-1994’ yang dilakukan oleh Universitas Nebraska. Buku-buku itu ditulis dalam bahasa utama Afghan, Dari dan Pashtun, dibuat pada tahun 1980-an dengan dana dari USAID yang dihibahkan kepada Pusat Studi Afghanistan di Universitas Nebraska.
Buku-buku yang penuh dengan gambar-gambar kekerasan dan ajaran Islam militan itu disuplai ke anak-anak sekolah di Afghan, sebagai bagian dari operasi rahasia untuk menumbuhkan perlawanan terhadap penjajahan Soviet.
Buku-buku utama, yang dipenuhi pembicaraan tentang jihad dan berisi gambar-gambar senjata, peluru, tentara, dan ranjau, telah dipakai dalam kurikulum sekolah di Afghanistan. Bahkan Taliban menggunakan buku produksi Amerika ini.
Gedung Putih membela konten ‘relijius’ itu dengan mengatakan bahwa prinsip-prinsip Islam mempengaruhi kebudayaan Afghan dan bahwa buku-buku itu “sepenuhnya sesuai dengan hukum dan kebijakan AS.” Ahli hukum mempertanyakan apakah buku-buku ini tidak melanggar konstitusi AS yang melarang penggunaan uang pajak untuk mempromosikan agama.
Pejabat USAID (United States Agency for International Development) pun berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa mereka membiarkan konten ‘Islami’ itu karena mereka khawatir para guru di Afghan akan menolak buku itu bila tidak mengandung pemikiran muslim dalam ‘dosis yang kuat’. USAID menghapus logo lembaga tersebut dari buku-buku agama itu; kata Jubir USAID, Kathryn Stratos.
Contoh isi buku matematika produk AS:
-* Jika ada 10 atheis, 5 dibunuh oleh 1 Muslim, maka sisanya = 5
-* 5 pistol + 5 pistol = 10 pistol
-* 15 peluru– 10 peluru= 5 peluru.
selengkapnya baca di sini.
Tahun 2014, di Suriah, tenda berlogo USAID terlihat dipakai oleh ISIS
CERMATI POLANYA!
Setelah membaca uraian di atas, silahkan dipikir secara kritis, dan cermati bahwa pola yang sama (tetapi sesuai dengan perkembangan zaman) tengah berulang.
1-Kelompok takfiri mampu memproduksi poster+ buku+VCD ttg Syiah (saya pernah baca bukunya, isinya penuh fitnah) dan dijual 1000 (SERIBU) rupiah saja.
2– Mereka mampu menyebar spanduk yang dipasang cukup masif di berbagai penjuru Indonesia, mengadakan majelis-majelis pengajian, seminar, membuat ratusan website, membuat ratusan channel telegram yang sangat aktif, untuk mengulang-ulang kalimat yang sama: Syiah Bukan Islam, Syiah Ancaman NKRI
Orang-orang yang menyebar jargon itu, adalah orang-orang yang sama yang selama ini menyebut Pemerintah Indonesia Thoghut, ingin mendirikan khilafah, Pancasila bi’dah (yang ikut Pancasila akan binasa), dst.
Dana untuk aktivitas semasif itu, butuh dana yang sangat besar. Buat apa mereka menggelontorkan dana yang sangat banyak itu? Siapa yang menyediakan dananya? Apa tujuannya?
Silahkan dipikirkan.
NB: propaganda terbaru mereka : ISIS adalah buatan Iran. Ini jawaban untuk mereka:
Baca:
Amnesia-nya Pendukung ISIS
Amnesia Kedua: ISIS Adalah Pengalihan Isu Gaza?
Amnesia Ketiga: Mereka yang Mendadak Anti-Hoax
Mainsource :https://dinasulaeman.wordpress.com/2015/11/19/bagaimana-cara-as-mendirikan-al-qaidaisis/
Amnesia-nya Mereka Yang Mendadak Anti ISIS
Ada segelintir orang (termasuk saya) yang sejak 2012 mengingatkan bahayanya konflik di Suriah, yang apinya akan menyebar kemana-mana, termasuk Indonesia. Tapi, suara-suara kami lenyap ditelan dahsyatnya propaganda media mainstream, media nasional, media berlabel ‘Islam’, ustadz-ustadz yang aktif di media sosial, dan para netizen awam yang bak kerbau dicocok hidung men-share berita-berita pro-“mujahidin” dan narasi-narasi kebencian. Saat itu, para penjagal di Suriah itu dianggap layak disebut ‘mujahidin’ karena konon mereka Sunni yang sedang melawan rezim -konon- Syiah kafir terlaknat.
Ketika fakta kesadisan para penjagal itu sudah tak bisa ditutup-tutupi lagi dan tak bisa lagi diterima akal sehat manusia normal, dan memiliki nama “ISIS”, semua berteriak-teriak “Itu buatan Amerika dan Israel!” Dan seolah dengan teriakan itu, gugur sudah dosa-dosa mereka yang dulu menyebarkan berita palsu soal Suriah dan mengintimidasi segelintir orang yang berani bersuara berbeda. Kalian berusaha sebarkan narasi bahwa ISIS adalah organisasi ‘sesat’ (seperti kata salah satu pengamat yang sering masuk TVOne: jihadnya benar, tapi caranya salah; kelompok jihad yang lain itu benar, tapi ISIS ini salah).
Seolah, dengan menyebutnya ‘anti Amerika-Israel’,maka yang salah adalah bule-bule di luar sana, bukan kalian, para pendukung ‘jihad’ Suriah, yang aktif berkoar-koar mendukung jihad Suriah sejak 2012.
Oya? Sedemikian hebatnya-kah orang AS dan Israel, sehingga bisa membuat ratusan ribu muslim dari berbagai penjuru dunia datang dengan sukarela ke Suriah untuk mempertaruhkan nyawa, “berjihad”, menjagal sambil berteriak Allahu Akbar? Apa ratusan ribu jihadis itu robot yang bisa disetir dengan remote control?
Tidak, tentu saja.
Betapa amnesianya kalian. Kalian lupakan sejarah kemunculan ISIS. Tanpa dukungan kalian, ISIS hari ini tak akan muncul.
Kalianlah yang bersalah atas lahirnya ISIS: kalian yang sekarang berteriak-teriak ISIS buatan AS, tapi di masa lalu (dan bahkan sampai sekarang) menyebarluaskan paham kebencian pada ‘orang yang berbeda’. Kalian, yang berkeliling Indonesia, menyebarkan kebencian, sambil menggalang dana, yang kalian salurkan kepada para jihadis.
Kalian, yang dalam pengajian-pengajian kalian menolak mengajarkan persaudaraan, cinta kasih, cinta pada negara, kesetiaan pada bangsa dan negara. Kalian, yang mengajarkan bahwa kesetiaan itu harus diberikan kepada syekh-syekh entah darimana, yang kalian bahkan tak begitu tahu nama aslinya, sosoknya, kepribadian, dan kesehariannya. Kalian, para ibu, para guru, para ustad/ustadzah yang di status-status facebook kalian, men-share tulisan-tulisan kebencian, hanya karena berpikir: ini kata ustadz saya, pasti benar, tak perlu lagi diverifikasi.
Kalianlah yang bersalah: kalian yang sekarang cuci tangan dan menolak ISIS, padahal di AD/ART organisasi kalian mengandung ideologi yang sama dengan ideologi ISIS. Hanya bedanya, ISIS sudah menjelma menjadi monster nyata yang menakutkan semua orang. Sementara kalian masih sekedar menuliskannya di AD/ART, masih sekedar berkoar-koar di mimbar-mimbar, masih sekedar mengumbar kebencian dalam setiap kesempatan. Termasuk juga, kalian, pejabat yang menolak menutup situs-situs penyebar kebencian dan penyokong utama jihad Suriah. Termasuk kalian: ormas yang menolak bersikap tegas menghentikan penyebaran narasi kebencian di negeri ini, padahal jelas-jelas mengatasnamakan ormas kalian. Kalian tahu salah, tapi diam saja.
AS dan Israel memang punya andil besar dalam konflik Timteng. Tapi jangan amnesia, andil kalian lebih besar lagi.
Semoga dengan ‘membesar’-nya ISIS, bayi yang tanpa sadar sudah kalian lahirkan dan besarkan, kalian menjadi sadar, betapa bahayanya ideologi kalian itu.