SEORANG MUKMIN YANG MENGGUNCANG DUNIA


Sampai detik ini Barat dan Zionis telah membencinya bahkan kelompok-kelompok separatis Islam hasil modifier musuh-musuh islam yang datang dari dunia Islam sendiri berhubung idiologi yang dianutnya.

Hingga kini, belum ada orang yang dapat memberikan penilaian dan gambaran yang menyeluruh terhadap Imam Khomaini RA. Setiap kali orang mencoba menggambarkan siapa sebenarnya beliau, selalu terbentur dinding-dinding tebal. Kalau pun memaksa untuk melihat dari sebagian kecil saja dari seluruh sepak terjang beliau semasa hidup, itu pun tidak mampu memuaskan pengkajinya. Keberhasilannya dalam revolusi Islam 1979 dicapai setelah melewati perjuangan air mata dan darah selama lebih dari 40 tahun. Bagaimana Imam Khomeini membentuk dirinya sejak muda dilewatinya dengan berat dan penuh pengorbanan. Beliau, dalam panggung politik, kemudian dikenal sebagai orang yang berhasil menanamkan tradisi keagamaan yang khas melahd hau:ah, yang dari sana ajaran dan tuntunan Islam menyebar ke seluruh masyarakat Iran dan dunia.

“Bagian penting kepribadian intelektual dan spiritualku terbentuk oleh pengaruh

kuliah-kuliah itu…dari guru spiritual itu. Sungguh ia adalah “ruh suci dari Allah”. Begitu ucapan Ayatullah Muthahhari.

Imam Khomeini adalah seorang mukmin yang mengguncang dunia di abad ini. Seorang yang pantas disebut pewaris Nabi ini telah menyinari penduduk bumi dengan cahaya Islam, la sesuai dengan hadits: ulama yang harus dihormati, ikramul ulama. Sejak awal perjuangannya, ia telah menunjukkan langkah-langkah Ilahi sehingga mampu mencahayai orang lain di sekitarnya. Maka banyak dikemudian hari, murid dan sahabat-sahabatnya menjadi orang yang kokoh berjuang dalam Islam. Seperti apa yang diungkapkan  dengan  tulus  oleh Murtadha Mutahhari, seorang murid  dan sahabatnya; “Ketika di Qum, aku ; menemukan pribadi yang kudambakan, ; yang memiliki semua sifat Mirza Mahdi i Syahidi Razavi (guru Muthahhari), ; selain sifat-sifat lain yang khas pada ; dirinya. Kusadari bahwa dahagajiwaku ; akan terpuasi oleh mata air murni i pribadi ini. Kuliah-kuliah etika yang ; diberikan pribadi tercinta itu I berlangsung Kamis dan Jumat, yang tidak terbatas pada etika dalam arti  akademis yang kering, tapi menyangkut irfan dan perjalanan spiritual (syir’wa ‘. suluk itu sungguh mengepayangkanku. Dapat kukatakan, tanpa berlebihan, i bahwa kuliah-kuliah itu menimbulkan ekstase pada diriku, yang pengaruh-; pengaruhnya kurasakan sampai Selasa minggu berikutnya. Bagian penting ; kepribadian intelektual dan spiritualku terbentuk oleh pengaruh kuliah-kuliah itu dan kuliah-kuliah lain yang kuikuti ; selama dua belas tahun dari guru spiri tual itu. Sungguh ia adalah “ruh suci dari Allah” (merujuk pada nama Imam Khorneini, Ruhidlah).”

Al-Quds_Day.jpg

Dalam uraian singkat ini pun, penulis yang hanya mengutip dari sedikit buku dan pemberitaan-pemberitaan media massa hanya sekilas rnengajak pembaca untuk mengingat kernbali perjalanan politik Imam Khomeini yang menakjubkan itu, mengharap “barokah”nya. Orang sederhana dan penuh kharisma ini pernah menyatakan bahwa agama adalah politik dan politik adalah agama, yang mengisyaratkan bahwa politik Imam Khomeini adalah thariqah Islamiyah (jalan Islam).

Ulama yang dicintai masyarakatnya ini pernah mengatakan bahwa Keberhasilan Revolusi Islam itu adalah berkat tsaurah (revolusi) Al-Husain AS, hingga berkumandang “kullu yaumin asyura, wa kullu ardhin karbala”. Ini pertanda bahwa jalan yang ditempuh Imam Khomeini berlandaskan tauhid dan menerapkan langkah-langkahnya sesuai dengan ajaran Rasuiullah dan Ahlil Bait alaihimussalam.

Semoga dengan sekedar mengingat ini, dapat menjadi penyegar akan kebekuan dan kekusutan politik di sekitar kita kini.

Dengan nama Ruhullah al-Musawi ia lahir dari keluarga yang merniliki tradisi keulamaan dan penentang kezaliman. Pada tanggal 24 September 1902 atau 20 Jumadil Akhir 1320 H, di kota Khomein, kira-kira 300 km arah selatan Teheran, ia lahir bertepatan dengan hari kelahiran Fathimah az-Zahra AS. Dalam tradisi keluarganya, Fathimah AS adalah pemisah tegas antara haq dan batil. Kemudian beliau terkenal dengan sebutan Ayatullah Khomeini atau Imam Khomeini.

Setelah kesyahidan ayahnya, Ayatullah Mostafa al-Musawi ditangan agen-agen Syah Iran, 1903, Ruhullah Musavi diasuh oleh ibu dan bibinya. Namun tak lama berselang sang ibu meninggalkannya pada usia enam tahun. Sang bibi juga meniggal pada tahun yang sama. Beberapa pendapat menyebutkan, karakter berani dan mandiri telah timbul padanya sejak dini sebagai hasil dari didikan keluarganya.

Pada usia sekitar 17 tahun, ia pergi ke Arak untuk mendalami Islam. la adalah seorang pencari ilmu yang konsisten dengan apa yang diperolehnya. Tahun 1922, Imam pindah ke Qom mengikuti gurunya.

Dari kacamata akademis, pada usia ke-24, ia telah menyelesaikan pelajarannya dan ikut membantu Ha’iri Yazdi (salah seorang pembangun Hauzah Ilmiyah Qom) mengajar. Namun, sebagaimana tradisi di hauzah ilmiyah Qum, ia terus belajar ke tingkat yang lebih tinggi dan khusus, sambil juga mengajar. la terus membina diri dan lingkungannya dengan akhlak Islam, dan kelak ia menjadi guru akhlak yang banyak dicintai pelajar-pelajar di Qom. Di bawah bimbingan para guru ulama masyhur, seperti Agha Mirza Muhammad Ali Syahab’adi, Syaikh Abbas Qummi, Syaikh Abdul Karim Ha’iri Yazdi, dan lainnya, ia tumbuh menjadi seorang yang berani “mengambil tempat” untuk membangun masyarakat yang “karam” saat itu. la telah menanamkan tunas-tunas kesadaran sejak awal di haitzah.

la adalah pribadi yang selalu membaca jaman. Sepanjang masa mudanya, ia sangat sadar akan perkembangan-perkembangan politik yang terjadi di Iran, negeri-negeri Islam dan dunia. Pada tahun 1925 terjadi pergantian pemerintahan di Iran, dari Dinasti Qajar yang ditumbangkan oleh Reza Khan. Dengan gelar Reza Pahlavi, kopral buta huruf ini mengatur pemerintahan negeri Iran sebagai boneka Inggris. Raja yang sejak mula menentang pengaruh ulama dan mengikis nilai-nilai Islam pada masyarakat Iran ini terus menerus menggerogoti mental Bangsa Iran dengan kebudayaan Barat.

Ruhullah al-Musawi yang merupakan sosok akhlak Islam ini terus memberikan pengajaran akhlak. Tahun 1939 ia menyelesaikan buku “Chihil Hadits”, yang berisi ilmu dan pelajaran akhlak. Dalam kitab itu, ia mencantumkan namanya di antara ahli hadits. Sebenarnya, masih banyak buku yang ditulisnya pada usia lebih muda, seperti: “Asrar al-Shalat”, karya mendalam mengenai spiritualitas pada usia 22 tahun; “Mishbah al-Hidayah”, karya sulit di bidang irfan menyangkut wilayah, ditulisnya pada usia 27 tahun; juga, “Syarh al-Fushush” dan “Mishbah al-Uns” antara 1928-1935.

Pada tahun 1942, pemimpin yang pernah menyeru manusia untuk mengganti senjata dengan pena ini mengeluarkan “Kasyful al-Asrar”, buku yang menggetarkan benteng penguasa Iran saat itu. Buku ini ditulis untuk menentang selebaran anti-Islam periode Reza Khan.

Prestasi keilmuan yang tinggi membawa dirinya sebagai mujtahid terkemuka dan diakui di Qum sejak tahun 1945. Secara politis ia mengarahkan masyarakat untuk kembali kepada nilai tradisi Islam bahwa keberadaan ulama merupakan kendali dan rujukan mereka pada saat ghaib-nya. Al-Mahdi. Keulamaannya terlihat dalam buku-bukunya tentang kaidah-kaidah hukum dalam bentuk haasyiyah. Setelah meninggalnya Ayatullah Burujerdi tahun 1960, buku “Risalah-ye ‘Amaliyah” Imam Khomeini menjadi pedoman kaidah fiqih danfatawa bagi para muqallid (pengikut pemegang otoritas hukum atau marji’).

Buku lain seperti “Tahrir al-Wasilah” merupakan karya komprehensif dalam hukum, menunjukkan otoritasinya dalam ahkam. Dan buku “Wilayat al-Faqih” atau “Hukumat-e Islami” menjadi bukti kemampuannya memimpin umat. Buku itu menghadirkan rencana konkrit bagi kemunculan pemerintahan Islam dari pusat tradisi Syi’ah.

Setelah merintis perjuangan kuat melalui hauzah, pada tahun 1963, Imam Khomeini, yang disebut sebagai penggati Ayatullah Burujerdi dalam rujukan ototitas hukum (ke-marja -an), mendeklarasikan perang terbuka dengan Syah. Penindasan yang dilakukan penguasa selama ini membuat sengsara seluruh rakyat Iran. Ketika pecah pemberontakan Juni yang dipimpinnya tahun itu, Imam Khomeini ditahan di Teheran. Muncul berbagai demonstrasi menentang penahan Imam. Sejak itu Imam Khomeini keluar masuk penjara. Pada Nopember 1964 beliau diusir dari Iran dan mengungsi ke Turki.

Tahun 1965, Imam Khomeini terlibat konflik dengan pemerintah Turki yang memaksanya untuk melepaskan segala atribut keagamaannya. la pergi dari Turki menuju Najaf (Irak). Bersamaan dengan berkobarnya perang Arab-Israel, 1967, Imam mengadakan pertemuan dengan Ayatullah Muhammad Baqir al-Shadr (ulama terkemuka Irak). Keduanya sepakat mengenai perlunya persatuan Islam melawan berdirinya negara Yahudi (Is-rael).sDi Najaf iajuga mengajar.

Antara tahun 1969-1971, Imam Khomeini terus mengulangi seruannya pada rakyat Iran untuk bangkit melawan Syah. la sangat menentang dirayakannya peringatan 25 abad.

Kerajaan Persia. Para pembantunya di Teheran memperluas jaringan organisasi dan menciptakan sel-sel rahasia di sejumlah kota. Secara tegas Imam Khomeini menyatakan, mazhab Syi’ah menentang sistem monarki.

Kegiatan pemerintahan Syah semakin buruk. Semua sumberdaya Iran yang melimpah diperuntukkan untuk kesenangan segelintir orang, Raja dan lingkungannya. Iran saat itu semakin menjadi budak imperialisme Inggris dan Amerika Serikat. Sementara Imam Khomeini dan para pendukungnya terus bergerak, memperjuangkan Islam di tengah masyarakat Iran dan dunia. Tahun 1972-1976, semakin banyak mahasiswa yang tertarik dan mengikuti kuliah-kuliah Imam di Najaf. Para mahasiswa dan pelajar Iran yang menentang Syah di Eropa dan Amerika Serikat datang mengunjunginya di Najaf. Perjuangan di jalan benar ini juga ditebus dengan syahidnya muslimin, termasuk putra sulung Imam Khomeini. Mustafa Khomeini 23 Oktober 1977, yang dibunuhagen-agen SAVAK.          …….

Tahun 1978, Januari, surat kabar Ettelaat di Teheran menurunkan tulisan yang bernada fitnah terhadap Imam Khomeini. Kerusuhan segera meletus di Qom, Tabriz dan puluhan kota lain di Iran. Ratusan orang tewas akibat bentrokan antara para demonstran

dengan pihak keamanan. Bulan September, Imam menyerukan digulingkannya Syah Iran. Pada bulan Oktober, Imam diusir dari Najaf. Semula Imam Khomeini hendak tinggal di Kuwait, tapi karena rezim setempat melarangnya, ia pergi ke Perancis. Di Paris, bulan Noperber, ia mengatakan bahwa Republik Islam akan segera dibentuk di Iran.  .

Januari 1979, Imam membentuk Dewan Revolusi Islam Iran dengan Ayatullah Murtadha Muthahhari sebagai ketuanya. Tanggal 1 Pebruari, Imam kembali ke Iran, hanya dua minggu setelah Syah meninggalkan Iran. Jutaan rakyat Iran menyambut kepergian Syah dan kedatangan Imam Khomeini. Pemerintahan tandingan segera dibentuk dengan Mehdi Bazargan sebagai PM. Pebruari, bersamaan dengan jatuhnya pemerintahan PM Syaphour Bakhtiar (bikinan Syah), Revolusi Islam Iran mencapai kemenangan gemilang. Imam Khomeini merestui pembentukan Partai Republik Islam. Sebuah referendum yang diadakan April, secara resmi menyetujui berdirinya Republik Islam Iran. Mei, dibentuk Pasukan Pengawal Revolusi Islam (Pasdaran). Bulan Mei 1979, Ayatullah Muthahhari dibunuh agen komunis. Imam segera menunjuk Ayatullah Taleqani sebagai Ketua Dewan Revolusi Islam, rnengganti Almarhum Muthahhari. Tapi, bulan September, Ayatullah Taleqani meninggal, dan Ayatullah Baheshti (Sekjen Partai Republik Islam) ditunjuk sebagai Ketua Dewan Revolusi. Tanggal 6 Nopember, Imam Khomeini menyetujui pengunduran diri Bazargan, setelah dua hari sebelumnya terjadi ‘Peristiwa Sandera’.Januari 1980, Bani Sadr disumpah sebagai Presiden pertama Republik Islam Iran. Pada bulan ini juga, majalah TIME (edisi 7 Januari 1980) menampilkan Imam Khomeini sebagai ‘Man ofThe Year’. Bulan Juli, Dewan Revolusi Islam di bubarkan. Tanggal 22 September, Irak menyerbu Iran. Dan pada bulan Oktober, Imam menolak nasionalisasi perdagangan luar negeri.

Pada Bulan Maret 1981, Imam Khomeini menyatakan Bani Sadr sebagai tidak mampu menjalankan tugas kepresidenan. AH Raja’i kemudian terpilih sebagai Presiden kedua, bulan Juli. Namun, pada Agustus, Presiden Ali Raja’i dan PM Javad Bohunar terbunuh. Dan dalam pemilu Oktober, Ali Khamenei terpilih sebagai Presiden ketiga Republik Islam Iran dan Mir Hussein Musavi diangkat sebagai Perdana Mentri.

Pada bulan Desember 1982 Imam Khomeini mengeluarkan “Dekrit 8 Pasal” yang mengakui hak-hak individu. Dan bulan Juli 1983, ia menyerahkan wasiat politiknya kepada Dewan Ahli. Pada bulan Agustus 1984 Imam Khomeini menolak rencana nasionalisasi perdagangan luar negeri. Pada Bulan Juli 1987, Imam membubarkan Partai Republik Islam, dan pada bulan Desember, ia menyerahkan kembali wasiat politiknya.

Pada bulan Juli 1988, Imam setuju untuk menerima Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa No.598 tentang genjatan senjata Iran-Irak. Penerimaan Imam atas resolusi ini diungkapkannya sebagai “lebih mematikan daripada meminum racun”. Pada bulan Pebruari 1989 Imam mengeluarkan fatwa hukuman mati atas Salman Rushdie, penulis buku ‘Ayat-ayat Setan’ yang menghina Rasulullah SAWW dan Islam.

Perjuangan politik Imam Khomeini sering disalahartikan sebagai bahwa ia berjuang hanya untuk membebaskan negaralran. Padahal tujuan sebenamya adalah menegakkari keadilan dan undang-undang Ilahi, yang diajarkan Islam, di dunia. Sayang, kehadiran beliau begitu singkat terasa. Dunia berduka atas kepergiannya. Semesta menangis mengiringi wafatnya. Pada tanggal 3 Juni 1989, Al-Imam Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini QS menghadap Kekasih-nya. Innalillahi wainna ilaihi rajiun…